Pendidikan yang Kurang Bermutu di Papua
Oleh, Andreas Mikael Yeimo*
Pada
masa masa kini, pendidikan di tanah Papua sangat menyedihkan, karena
kurangnya tenaga kerja guru, serta fasilitas tidak lengkap. Misalnya
saja, perpustakaan, lab komputer, lab Kimia, lab Fisika, dan gedung yang
lainnya pun, tidak banyak sekolah yang punya.
Hal-hal
seperti inilah yang harus dilihat oleh pemerintah, karena guru-guru
sekarang sudah tidak peduli untuk mendidik atau mengajar anak sudah
tidak ada.
Maka
anak-anak yang bersekolah di tanah Papua, akan tertinggal jauh di
bandingkan dengan anak -anak yang bersekolah atau mendapatkan pendidikan
di luar Papua yang sangat maju.
Mengapa
pendidikan di Papua kurang bermutu? Tetapi, pendidikan diluar Papua
bermutu atau baik, serta anak-anak didiknya berkembang baik dengan
fasilitas yang begitu lengkap?
Ada
beberapa faktor yang menyebabkan sehingga pendidikan khususnya di Papua
tidak bermutu. Faktor yang pertama adalah pemerintah telah menurunkan
dana berupa uang ke sekolah - sekolah untuk membeli fasilitas sekolah,
dan keperluan sekolah.
Tetapi
kepala kepala sekolah serta guru-guru korupsi uang tersebut, sehingga
uang yang di berikan pemerintah untuk membeli fasilitas dan keperluan di
sekolah tersebut tidak ada. Maka pendidikan yang berada khususnya di
tanah Papua ini, tidak bermutu karena ulah yang di lakukan oleh
guru-guru.
Faktor
yang kedua adalah pemerintah telah membayar tenaga kerja guru-guru atau
karyawan sekolah berupa gaji PNS. Tetapi, mereka tidak peduli dengan
tanggung jawab mereka, mengajar, dan yang mereka utamakan adalah
keperluan pribadi mereka.
Faktor
yang ketiga adalah mugkin tempat tugas guru jauh dengan tempat
tinggalnya, sehingga guru tersebut malas untuk menggajar atau mendidik
anak- anak muridnya.
Dari
faktor- faktor di atas telah menjadi jelas bahwa pendidikan di tanah
Papua tidak berjalan dengan baik, dan lancar sehingga, tidak sesuai
dengan program kerja pemerintah daerah maupun program kerja sekolah.
Sehingga pendidikan tidak akan maju, dan tidak akan berkembang.
Sedihnya,
generasi penerus kita akan tertinggal jauh, dibandingkan dengan
generasi generasi diluar Papua yang begitu maju dengan fasilitas yang
begitu berkembang.
Peristiwa
ini terjadi pada masa-masa sekarang yang berangsur di kota, maupun
pelosok pedalaman Papua. Di pedelaman, misalnya di Paniai, Intan Jaya,
Puncak Jaya, dan bagian pesisir pantai di Papua. Dan di kota-kota besar
misalnya di Nabire, Jayapura, Biak dan bergai daerah di Papua, itu pun
fasilitasnya sudah lengkap, tetapi hanya satu -satu sekolah saja yang
mereka kelolah sekolah dan muridnya dengan baik , misalnya sekolah
swasta YPPK, dan YPK.
Maka
dari itu, penulis sarankan kepada para siswa-siswi, kita harus memilih
sekolah mana yang bisa mencetak para siswa menjadi manusia, di masa
depan Papua, dan bisa memimimpin daerah Papua, yang kurang berkembang
dalam hal pendidikan ini.
Maka
dari itu penulis sarankan kepada guru- guru, yang menjalankan tugasnya
secara langsung di lapangan, serta guru-guru yang hanya memakan uang
milik pemerintah saja. kita harus menjalankan tugas dengan serius, dan
tidak mementingkan kepentinggan pribadi melainkan kita harus
mengutamakan kepentingan umum.
Bagaimana
kita bisa mencetak seorang anak, sehingga bisa menjadi tahu dalam hal
pendidikan yang baik dan bermutu. Supaya pendidikan di Papua ini bisa
berjalan sesuai dengan program kerja yang di tetapkan oleh pemerintah
daerah, dan program kerja yang di tetapkan oleh sekolah.
Mama dan Bapa, Aku Haus dan Lapar Pedidikan yang Bermutu di Tanah Papua ini.
Mahasiswa Papua di Yogyakarta, tamat tahun 2013 dari SMA YPPK Adhi Luhur, Nabire.
http://majalahselangkah.com/content/pendidikan-yang-kurang-bermutu-di-papua







Tidak ada komentar:
Posting Komentar