Kapolda Papua Adalah Aktor Di Balik Pemebakan Di Puncak Jaya Papua
![]() |
| Ilustrasi Penembakan di west Papua (Foto.WK) |
Kekerasan demi kekerasan yang dilakukan Oleh Aparat
Militer Indonesia TNI dan POLRI di Papua sudah seperti makan dan minum.
Pernyataan yang dilontarkan oleh Kapolda
Papua Irjen Pol Paulus Waterpauw mengatakan sejak tahun 2009, data mencatat
jumlah korban tewas yang diakibatkan serangan-serangan Tentara Pembebasan Nasonal
Papua Barat (TPNPB-OPM) ini mencapai 111 orang yang dirilis oleh HarianPapua.com .Kamis (17/3) tidak benar .
Jika Kita
mau menlihat berapa banyak orang papua yang tidak berdosa di tembak mati oleh
militer Indonesia . seperti “Paniai
Berdarah” yang menewaskan empat siswa pada 8/4/2014 lalu.
Rekaman video setelah peristiwa “Paniai Berdarah” yang menewaskan empat siswa Oleh Gabungan Militer Indonesia TNI/POLRi .
Video yang direkam oleh seorang warga setelah peristiwa penembakan yang terjadi pada tanggal 8 Desember tahun lalu di Enarotali, Paniai. Video ini juga memuat kesaksian beberapa korban.
Rekaman video setelah peristiwa “Paniai Berdarah” yang menewaskan empat siswa Oleh Gabungan Militer Indonesia TNI/POLRi .
Video yang direkam oleh seorang warga setelah peristiwa penembakan yang terjadi pada tanggal 8 Desember tahun lalu di Enarotali, Paniai. Video ini juga memuat kesaksian beberapa korban.
Pada 28
September 2015 sekitar pukul 19.00 Waktu Papua Barat, aparat kepolisian
Indonesia telah menembak mati Kalep Zera Bagau (18), pelajar Sekolah Menengah
Kejuruan (SMK) Petra, Timika, Papua dan menembak Efrando I.S.Sabarofek (17)
yang juga siswa SMK Petra, Timika, Papua hingga korban dalam kondisi kritis dan
sedang dirawat di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Timika, Papua.
Masih banyka
korban kekerasan militer di papua sejak papua di masuka kedalam NKRI pada
tanggal 1 Mei 1963 hinga saat ini 2016.
Mengapa sampai saya katank
penembakan di Puncak Jaya Papua aktornya Kapolda Papua Irjen Pol Paulus
Waterpauw, karna menlihat bebrapa isu menegnai perjuangan Papua Merdeka yang
sudah menduniai sehingga Militer Indonesia dengan sengaja melakukan penembakan
kepada 4 warga sipil dengan tujuang kriminalisasi perjuangan papua merdeka yang
diperjuangkan oleh Militer West Papua Tentara Nasional Pembebasan Papua Barat (TPNPB-OPM)
dan pada diplomasi di tingkat Internasional.
Kapolda Sengaja membangun
permusuhan antar orang papua dengan pedatang dari luar papua di papua agar
tidak mendukung perjuangan papua merdeka .
Perjuangan papua merdeka mulai
banyak partisipasi makanya kapolda papua sengaja melakukan penembakan di puncak
jaya , apalagi ada pernyataan dari Sidang ke-31 Dewan Hak Asasi Manusia (HAM) di Geneva berlangsung sejak 29
Februari hingga 24 Maret mendatang. Berbagai issu HAM di berbagai negara
anggota PBB disampaikan dalam sidang ini. Salah satunya, isu HAM di Papua yang
disampaikan oleh Kepulauan Solomon.
Dalam sesi pleno 15 Maret,
Barrett Salato yang menjadi ketua delegasi Kepulauan Solomon di sidang tersebut
menyampaikan beberapa isu HAM di Papua yang menjadi perhatian bukan saja
Kepulauan Solomon, namun juga Melanesia Spearhead Groups (MSG) dan Pacific
Islands Forum (PIF).(www.tabloidjubi.com).
Menurut
Ketua Umum Badan Pelayan Pusat Persekutuan Gereja-gereja Baptis Papua, Socratez
Sofyan Yoman bahwa penembakan tersebut tidak murni dilakukan OPM.
Penembakan terhadap warga sipil tidak dapat dibenarkan
dan tidak diterima atas nama dan alasan apapun. Penembakan empat orang karyawan
tersebut adalah kejahatan kemanusiaan dan pelanggaran Hak Asasi Manusia.
Fakta selama ini menurut yang
melakukan penembakan dan pembunuhan terhadap warga sipil di pegunungan itu
bukan OPM. Kalaupun pelakunya benar dari OPM, itu OPM yang dibina oleh aparat
keamanan selama ini.
“Mereka (OPM binaan-red) pernah
dan sering bilang saya, mereka dikasih peluru dan dikasih beras dan rokok dan
disuruh bikin asap.
“Saya pikir juga aparat keamaan
ikut terlibat dengan beberapa tujuan diantaranya, kriminalisasi perjuangan
Papua Merdeka yang sudah ada di ULMWP yang mendapat dukungan komunitas Internasional
dan untuk menghadapi tekanan dari Pemerintah Kepulauan Salomon dalam
Sidang Dewan HAM PBB pada 15 Maret 2016 di Jenewa,.
Dirinya meyakini bahwa hal
tersebut untuk menjadikan Papua Daerah Operasi Militer (DOM) Jilid II. Tujuan
lain adalah untuk mendapat kepercayaan penuh kepada aparat keamanan untuk
melaksanakan pembangunan jalan di Papua(www.tabloidjubi.com).
Atau Mungkin karna kedatangan Menteri
Kordinator Politik, Hukum dan Ham (Menkopolhukam) Luhut B. Pandjaitan
berkunjung ke kampus Universitas Cenderawasih (Uncen) Jayapura. Membuat papua darurat Operasi Militer hanya melindunggi perjalanan
Luhut. Sampai menewaskan 4 orang karyawan PT Moderen
diantaranya Yohanis Tiku atau Anis, Andreas Demena (Operator Dozer), Daud
Demetow Demena (Helper Dozer) dan David Demena (Operator Excavator) .
W L Api Porletariat







Tidak ada komentar:
Posting Komentar