Daunjati Menolak Intimidasi FPI
![]() |
| tampak massa ormas FPI sedang mengintimidasi mahasiswa, pihak akademik, kepolisian dan wartawan berada di antara mahasiswa foto: hanifati ramadhan |
Bandung,
Daunjati, (10/05) – Lembaga Pers Mahasiswa (LPM) Daunjati Institut
Seni Budaya Indonesia (ISBI) Bandung secara berkala mengadakan kegiatan
Sekolah Marx dengan tema ‘Memahami Seni Lewat Pemikiran Karl Marx’. Kegiatan
tersebut sudah berjalan mulai dari bulan Februari 2016 sampai dengan
bulan Mei 2016. Kegiatan Sekolah Marx adalah kegiatan yang diadakan atas
persetujuan pihak lembaga ISBI Bandung di bawah Wakil Rektor I (Dr.
Benny Yohannes, S.Sn, M.Hum).
Dari
tanggal 9 Mei malam, Ketua Pelaksana Sekolah Marx (Hilmie Zein) sudah
ditelpon oleh pihak FPI, bertanya soal Sekolah Marx. Ketua pelaksana
Sekolah Marx memberitahukan bahwa Sekolah Marx tidak jadi dilaksanakan
karena pembicaranya tidak bisa hadir, diundang menjadi pembicara di
Universitas California, Amerika Serikat. Mereka tetap tidak percaya,
bahwa mereka akan tetap datang dengan mengatasnamakan 11 ormas Islam
se-Jawa Barat. Pada pukul 08.00 WIB pihak kepolisian datang ke kampus
ISBI Bandung dan menemui pihak lembaga bahwa akan ada ormas FPI datang
ke kampus. Kemudian ormas FPI datang satu persatu ke dalam kampus dan
mulai mengadakan dialog dengan pihak lembaga ihwal kegiatan Sekolah
Marx.
Pada
pukul 11.30-an pihak FPI mulai melakukan dialog dengan pihak LPM
Daunjati yang ditemui oleh Mohamad Chandra Irfan (Pemimpin Umum LPM
Daunjati ISBI Bandung) dan John Heryanto (Divisi Edukasi LPM Daunjati
ISBI Bandung) bahwa kegiatan yang dilakukan LPM Daunjati ISBI Bandung
itu akan meruntuhkan NKRI dan anti Pancasila. Mereka bilang sambil
sedikit berteriak ‘NKRI harga mati!’, ‘Anda tidak percaya Pancasila!’.
Lalu Mohamad Chandra Irfan beradu mulut dengan mereka dengan nada tegas
juga bahwa kegiatan Sekolah Marx sama sekali tidak mengorder gerakan
politik, tapi betul-betul sebagai sebuah gerakan mengorder ilmu
pengetahuan.
Selepas itu salah seorang dari anggota Ormas FPI yang memakai peci putih menghampiri kami sambil berteriak ‘geus bubarkeun we! (sudah bubarkan saja!)’, disusul dengan teriakannya, ‘kalian PKI !’ Lalu Mohamad Chandra Irfan membalas teriakan tersebut dengan teriakan pula, ‘siapa yang PKI? Anda jangan menuduh orang seenaknya! Saya Islam!’. Orang yang berpeci putih itu pun teriak kembali, ‘kaluar maneh ti dieu! (keluar Anda dari sini!). Chandra pun membalas teriakan tersebut, ‘Anda
siapa? Mengusir orang seenaknya! Saya anak kampus ini! Anda yang
harusnya keluar dari tempat ini! Saya mau keluar kampus ini kalau pihak
kampus yang menyuruh keluar, saya akan keluar, itu pun kalau saya punya
masalah!’. Selepas itu pihak kepolisian bicara ke Chandra, ‘sudah sekarang lebih baik mahasiswa keluar!’, lalu dibalas sama Chandra, ‘keluar ke mana? Saya anak kampus ini, masa saya harus keluar?’. Polisi pun kikuk lalu bertanya lagi, ‘ya sudah sekarang kalian semua masuk dulu ke dalam!’, Chandra pun membalasnya lagi, ‘ke dalam ke mana? Saya ini sudah di dalam kampus!’.
Pihak
Ormas FPI masih berjubel di depan kantor Bagian Akademik Kemahasiswaan
dan kantor LPM Daunjati ISBI Bandung, setelah itu pihak Daunjati
dipanggil oleh pihak Lembaga untuk membicarakan persoalan kegiatan
Sekolah Marx. Kata lembaga, ‘kegiatan ini akan diberhentikan, dengan strategi agar masa FPI bisa bubar”, kemudian Chandra bicara,
‘silahkan, ini kita sudah kalah 1-0 di hadapan Ormas, kampus sudah
didatangi Ormas, tapi secara sikap, LPM Daunjati tidak
membubarkan/memberhentikan kegitan Sekolah Marx! Kami tidak akan
mengeluarkan pernyataan bahwa kegiatan Sekolah Marx dibubarkan!”.
![]() |
| Mahasiswa dan Pemimpin Umum (PU) LPM Daunjati ISBI Bandung, bersiap melawan intimidasi ormas massa FPI foto: m. habib |
Pihak
kampus kemudian memberikan surat pernyataan pemberhentian kegiatan
Sekolah Marx kepada pihak ormas FPI. Selepas itu FPI membacakan surat
pernyataan dari kampus yang ditandatangani Dr. Suhendi Afriyanto (Wakil
Rektor 3, bidang Kerjasama), kemudian mereka berteriak takbir, sambil
juga diakhiri dengan kalimat ‘kadieu anjing!’. Mahasiswa ISBI
Bandung, tidak hanya anggota LPM Daunjati, dipimpin oleh John Heryanto,
Mohamad Chandra Irfan, Iwan Setiawan, berteriak “Hidup mahasiswa!”. Kejadian pun menjadi chaos, saling berteriak dan adu mulut, saling dorong-mendorong juga.
Setelah
itu masa FPI pun membubarkan diri satu persatu, sambil menunggu
kedatangan Mohamad Chandra Irfan dan John Heryanto yang sudah diamankan
teman-teman mahasiswa. Ormas FPI mengendus mereka berdualah sebagai
pimpinan masa mahasiswa.
Atas kejadian ini kami dari LPM Daunjati ISBI Bandung menyatakan sikap:
1. Mengutuk keras tindakan represi yang dilakukan oleh ormas FPI
2. Menyayangkan sikap lembaga ISBI Bandung yang tidak bisa memertahankan kebebasan Mimbar Akademik di dalam kampus itu sendiri
3. Menyayangkan
tindakan Polisi yang tidak bisa mencegah terjadinya aksi represi yang
dilakukan oleh Ormas FPI yang datang dari luar kampus
LPM
Daunjati ISBI Bandung adalah Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) ISBI Bandung
yang bergerak di bidang jurnalistik, sastra, filsafat, dan budaya.
Berdiri tahun 2008 dengan pendiri yang masih aktif Semi Ikra Anggara dan
Taufik Darwis. Daunjati kerap melakukan kegiatan yang berhubungan
dengan diskusi, workshop, seminar dan pemutaran film. Kami terhimpun
dalam Forum Komunikasi Pers Mahasiswa Bandung (FKPMB).
[LPM Daunjati
ISBI Bandung]
Sumber : www.daunjationline.com








Tidak ada komentar:
Posting Komentar