Bertanya
Seorang lelaki bertanya pada hidupnya
Apakah kau akan dipenuhi kemuliaan?
Sang hidup menjawab
Selama itu dari kebaikan
Si lelaki bertanya lagi
Bagaimana kau mencapai kebaikan?
Sang hidup menjawab juga
Dengan tak memikirkan kemuliaan,
karena kemuliaan adalah hadiah dari orang lain,
sedangkan kebaikan adalah buah hatiku, milikku
Si lelaki tetap bertanya
Apa itu kebaikan?
Sang hidup gembira menjawab
Ilmu yang benar dalam memperlakukan manusia dan dunia,
ilmu yang selalu menganjurkan revolusi dengan indah.
Untuk Revolusi
Apa yang lebih perih
daripada rindu datang--mengiris harapan
saat kau sakiti aku
Apa yang lebih gembira
daripada rindu datang--mengembuni semangat
saat kau sukacitakan aku
Keduanya
kesakitan dan sukacita
menerbitkan rindu
keduanya, milikku
telah kujaga dengan kebaikan
karenanya
tetap menjadi rindu
Kiara
Kiara, Dewiku,
aku bermimpi kita sama-sama membayangkan, bahwa
kebaikan hati,
kemurahan hati,
manisnya budi,
hati yang gembira,
hati yang ingin tahu segalanya,
membuat kita—orang dewasa dan anak-anak—berhati ringan,
berhati indah,
berhati tulus,
berhati bening,
berhati bebas,
hingga langkah langkah dan kata kata kita cerdas dan penuh harapan
dan, karenanya, langkah langkah serta kata kata kita begitu indahnya
tapi, tentu saja, Kiara, Dewiku, di dalamnya banyak sumbangan orang lain
dengan begitu, yuk, segera kita berterima kasih—kita terima kasih orang lain.
Kiara, Kekasih Hatiku,
aku tak pandai menjelaskan arti semuanya itu
tapi aku ingin sekali menjelaskannya
agar jiwa kita bisa saling menuntun
baik lah kucoba jelaskan begini:
segala terang bintang, dari yang paling terang sampai yang paling redup
berpegangan, bergantungan, berayun ayun, berlarian, terbahak bahak,
bahkan sembunyi menangis
di ombak lautan hindia rambut mu,
segala ilmu kebaikan, dari yang nyata sampai yang gaib
kukuh tegak duduk di singgasana kening mu,
lengkung pelangi setengah langit alis alis mu bisa berubah menjadi pedang pedang yang sigap melindungi kehendak bebas mu,
dunia rindu direngkuh mata mu yang rakus mimpi,
seribu bulan berdesakan, berebut, ingin menyinari paras mu
agar bisa memastikan bahwa paras kau membawa pesan:
bahwa dunia akan aman dalam kata kata mu, dalam langkah langkah mu,
dalam tarian mu, dalam nyanyian mu, dalam kebebasan mu, dalam kebahagiaan mu,
...
Tak sanggup aku meneruskannya, Kiara, Pujaanku,
jatuh air mataku, saat aku begitu sadarnya
bahwa kau adalah manusia muda yang, aku yakin,
sanggup menari bersama hujan badai, mengajak orang orang, lagi
Kucoba teruskan untuk yang penghabisan saja, mudah mudahan benar:
Itu lah, Kiara, Kawanku,
orang yang baik hati dan cerdas;
atau lebih singkatnya: orang yang indah
tak peduli orang dewasa atau anak anak
tak peduli dia perempuan atau lelaki.
Kiara
adalah revolusi,
yang indah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar