Indonesia Melecehkan MSG

Sebagai negara anggota PBB, seharusnya Indonesia memahami dan menerapkan etika berpolitik guna menjaga hubungan di antara sesama negara anggota dalam kebiasaan hukum public internasional. Melanesia Spearhad Group / MSG adalah sub regional dalam mekanisme PBB yang menghimpun negara – negara di kawasan Melanesia yang berlatar belakang kesamaan budaya, letak georgafi ( geopolitik ), suku. Selain itu, MSG dibentuk juga sebagai forum Negara – Negara Melanesia untuk membahas isu – isu kemanusian tentang kesehatan, pendidikan, ekonomi, politik, sosial budaya, hukum, keamanan,  HAM dan  lingkungan / perubahan iklim.

Menyimak latar belakang terbentuknya MSG, maka sangat beralasan ( positif ) jika Indonesia mengajukan permohonan untuk menjadi anggota MSG dan diterima sebagai anggota asosiai. Tetapi yang menjadi persoalan akhir – akhir ini, Indonesia menolak untuk membahas masalah Papua bersama MSG. Secara etik, Indonesia telah melanggar keputusan forum, bahkan dengan sadar melanggar kode etik yang di atur dalam ADR / ART MSG.

“ Sebagai negara tetangga, yang juga memiliki warga Negara asal rumpun Melanesia, Indonesia seharusnya bersedia duduk se meja bersama negara anggota MSG untuk membahas masalah Papua. Ini suatu pendekatan kekeluargaan dalam budaya dan kepentingan Melanesia, untuk menyelesaikan konflik di Papua Barat yang berkepanjangan.” ( direlise dari pernyataan PM. Salomon Island-red )

Dialog rakyat Papua Jakarta sampai hari ini tak kunjung datang. Padahal, tawaran dialog merupakan tindakan rekonsiliasi yang sangat bijak dari beberapa tokoh intelektual Papua, sekalipun sebagai korban. Tawaran Negosiasi / perundingan dari Presiden NFRPB ( Forkorus Yaboisembut, S.Pd ),  tiga kali mengirim surat pada masa pemerintahan SBY, dan satu kali pemerintahan Jokowi tidak digubris. Dan yang terakhir ini adalah, Jakarta menolak untuk membahas masalah Papua Barat bersama MSG. Artinya, secara sadar Indonesia melecehkan Masyarakat Melanesia dan negara – negara anggota MSG. ( Boy )