Lenin: Beberapa Kesimpulan
Revolusi burjuis Rusia pada tahun 1905 memperlihatkan suatu pembalikan yang
sangat khas dalam sejarah dunia: di salah satu negeri kapitalis yang paling
terbelakang, gerakan pemogokan mencapai luas dan kekuatan yang belum pernah
dilihat di manapun juga di dunia ini. Dalam bulan pertama tahun 1905 saja,
jumlah kaum pemogok naik lebih sepuluh kali lipat dari jumlah rata-rata tiap
tahunnya selama 10 tahun yang lalu (1895-1904) dan, dari Januari sampai Oktober
1905, pemogokan-pemogokan terus meluas dan mencapai kebesarannya yang hebat
sekali. Di bawah pengaruh beberapa keadaan sejarah yang samasekali khusus,
Rusia yang terbelakang adalah yang pertama yang menunjukkan kepada dunia tidak
hanya pertumbuhan, secara melompat-lompat, dari aktivitas yang bebas massa
tertindas dalam revolusi (hal ini telah terjadi dalam semua revolusi yang
besar), tetapi juga makna proletariat, yang secara tidak terbatas, sudah
melebihi perbandingan jumlah dengan seluruh penduduk, yang sudah mengkombinasikan
pemogokan ekonomi dengan pemogokan politik, merubah pemogokan politik menjadi
pemberontakan bersenjata, dan lahirnya bentuk baru dalam perjuangan massal dan
organisasi massal kelas-kelas yang ditindas oleh kapitalisme, yakni
Sovyet-Sovyet.
Revolusi-revolusi Pebruari dan Oktober, 1917,
mengakibatkan perkembangan Sovyet-Sovyet secara menyeluruh dalam rentang
nasional, dan kemudian kemenangannya dalam revolusi proletar, revolusi
Sosialis. Dan, sesudah kurang dari dua tahun, menjadi nampak sifat
internasionalnya Sovyet-Sovyet, meluasnya bentuk perjuangan organisasi tersebut
menggapai gerakan kelas buruh dunia, dan mengemban misi bersejarah
Sovyet-Sovyet sebagai penggali liang kubur, ahli-waris, dan pengganti
parlementerisme burjuis, serta demokrasi burjuis pada umumnya.
Lebih dari itu. Sejarah gerakan buruh
sekarang menunjukkan bahwa di semua negeri ia harus mengalami (dan sudah mulai
mengalami) perjuangan antara Komunis, yang sedang tumbuh, menjadi semakin kuat
dan maju menuju kemenangan, dengan, pertama, dan terutama sekali,
“Mensyewisme”-nya sendiri ( di masing-masing negeri), yakni oportunisme dan
sosial-sovinisme , dan kedua—boleh dikatakan, dalam bentuk tambahan—dengan
Komunisme “Sayap Kiri”. Perjuangan pertama telah berkembang di semua negeri,
rupanya dengan tiada suatu perkecualian pun, sebagai perjuangan antara
Internasionale II (sesungguhnya sekarang sudah dimatikan) dan Internasionale
III. Perjuangan kedua dapat dilihat di Jerman, Inggeris, Italia, dan Amerika
(setidak-tidaknya, golongan tertentu dari “Kaum Buruh Industri Sedunia” dan
aliran-aliran anarko-sindikalis mempertahankan kesalahan-kesalahan Komunisme
Sayap-Kiri di samping hampir secara umum dan sepenuhnya menyetujui sistim
Sovyet), juga di Prancis (sikap golongan bekas kaum sindikalis terhadap partai
politik dan palementerisme yang, namun juga, smping menyetujui sistim Sovyet),
perjuangan tersebut tak disangsikan lagi sekadar dalam ukuran geografis yang
meliputi seluruh dunia.
Akan tetapi, melalui perjuangan tersebut
dapat diwujudkan suatu latihan persiapan yang, menurut hakekatnya, sama
macamnya, yakni untuk kemenangan atas burjuasi, dan gerakan kelas buruh di
masing-masing negeri melaksanakannya dengan caranya sendiri. Sementara itu, di
negeri-negeri kapitalis yang besar dan maju, sedang berjalan di atas jalur ini
dengan jauh lebih cepat ketimbang Bolsyewisme yang, oleh sejarah, diberi waktu
15 tahun untuk mempersiapkan diri sebagai aliran politik yang terorganisasi,
untuk mencapai kemenangan. Dalam waktu pendek, selama setahun, Internasionale
III telah memperoleh kemenangan yang menentukan; ia telah mengalahkan
Internasionale II yang kuning, yang sosial-sovinis, yang baru beberapa bulan
yang lalu jauh lebih kuat ketimbang Internasionale III, yang sepertinya saja
kokoh dan kuat karena juga mendapat bantuan yang menyeluruh—langsung atau tak
langsung, materiil (kedudukan dalam Kabinet, paspor-paspor, pers) dan
ideology—dari burjuasi dunia.
Seluruh persoalannya sekarang adalah
mendorong agar kaum Komunis di tiap-tiap negeri sepenuhnya sadar dalam
memperhitungkan tugas yang pokok dan prinsipiil dari perjuangan melawan
oportunisme dan doktrinerisme “Kiri”, maupun kekhususan-kekhususan konkrit yang
diperoleh, dan pasti harus diperoleh, oleh perjuangan tersebut di masing-masing
negeri sendiri sesuai dengan sifat-sifat yang khusus dari ekonomi, politik,
kebudayaan, susunan nasionalnya (Irlandia, dan lain-lainnya),
jajahan-jajahannya, perbedaan-perbedaan agamanya, dan seterusnya, dan
sebagainya. Di mana-mana dirasakan, meluas dan bertambah besarnya ketidakpuasan
terhadap Internasionale II karena oportunismenya, maupun karena tidak cakapnya
atau tidak mampunya untuk menciptakan suatu badan sentral yang benar-benar
terpusat, yang benar-benar memimpin, yang akan mampu mengemudikan taktik internasional
proletariat revolusioner dalam perjuangannya mewujudkan republik Sovyet
sedunia. Kita harus mengerti dengan jelas bahwa pusat pimpinan yang demikian
itu sekali-kali tidak boleh dibentuk menurut ketentuan-ketentuan taktik
perjuangan yang dijiplak saja, yang disamakan secara mekanis dan serupa saja.
Selama masih ada perbedaan-perbedaan nasional dan kenegaraan antara
bangsa-bangsa dan negeri-negeri—dan perbedaan-perbedaan tersebut akan terus
tetap ada untuk waktu yang sangat lama, malahan sampai sesudah diktator
proletariat didirikan di seluruh dunia—kesatuan taktik internasional dari
gerakan kelas buruh Komunis di semua negeri menuntut bukannya ditiadakannya
keanekaragaman, dihapuskannya perbedaan nasional (ini adalah impian tolol pada
saat sekarang) melainkan penetrapan prinsip-prinsip Komunisme yang pokok
(kekuasaan Sovyet dan diktator proletariat) dengan sedemikian rupa sehingga
akan sekadar mengubah dengan tepat prinsip-prinsip tersebut dalam hal-hal yang
khusus, dan dengan tepat menyesuaikan serta mempraktekkannya sesuai dengan
perbedaan-perbedaan nasional dan kenegaraan nasional. Menyelidiki, mempelajari,
mencari, meramalkan, memahami apa yang khusus secara nasional, yang istimewa
secara nasional dan, dalam pendekatan konkrit dengan mana masing-masing negeri,
harus memecahkan pelaksanaan tugas internasional yang tunggal, yang akan
menghasilkan kemenangan atas oportunisme dan doktrinerisme “Kiri” di dalam
gerakan kelas buruh, menggulingkan burjuasi, dan mendirikan republik Sovyet
serta diktator proletariat—itulah tugas pokok sejarah yang sekarang dialami
oleh semua negeri yang maju (dan tidak hanya yang maju). Tugas yang
pokok—bukannya segala-galanya, jauh daripada itu sudah tentu, tetapi yang
pokok—akan tercapai sesudah mampu menarik pelopor kelas buruh dalam peralihan
ke pihak kekuasaan Sovyet saat melawan parlementerisme, ke pihak diktatur
proletariat saat melawan demokrasi burjuis. Sekarang, segenap usaha, segenap
perhatian harus dipusatkan pada langkah berikutnya yang, nampaknya, dan dilihat
dari sudut pandangan tertentu, memang benar-benar kurang fundamentil tetapi,
sebaliknya, sesungguhnya lebih dekat pada pelaksanaan tugas secara praktis,
yakni: mencari bentuk-bentuk peralihan atau pendekatan ke revolusi proletar.
Pelopor proletar sudah direbut hatinya secara
ideologi. Itulah yang pokok. Tanpa itu, langkah yang pertama pun, ke arah
kemenangan, tak bisa diraih. Tetapi hal tersebut masih agak jauh dari
kemenangan. Kemenangan tidak dapat diperoleh hanya dengan pelopor saja.
Mendorong pelopor saja ke dalam pertempuran yang menentukan, sebelum seluruh
kelas, sebelum massa luas, mengambil sikap langsung membantu pelopor, atau
sekurang-kurangnya bersikap netral yang menguntungkan baginya, dan sikap yang
samasekali tidak memungkinkan mereka menyokong musuh pelopor tersebut, akan
bermakna bukan saja suatu kebodohan tetapi juga suatu kejahatan. Dan agar
sungguh-sungguh seluruh kelas, agar sungguh-sungguh massa luas Rakyat pekerja
dan mereka yang ditindas oleh kapital sampai pada sikap yang demikian itu, propaganda
dan agitasi saja tidaklah cukup. Untuk ini massa harus mempunyai pengalaman
politik mereka sendiri. Demikianlah hukum pokok semua revolusi besar, yang kini
diperkuat kebenarannya (dengan mentakjubkan kekuatannya) jelas tidak hanya di
Rusia tapi juga di Jerman. Tidak hanya bagi massa di Rusia yang tidak
berkebudayaan, yang kebanyakan butahuruf, tetapi juga bagi massa di Jerman yang
sudah tinggi kebudayaannya, yang seluruhnya melek huruf, telah menjadi
kebutuhan untuk menguji dengan pengalaman pahit mereka sendiri seluruh
ketidakmampuan dan seluruh ketidakteguhan hati, seluruh ketidakberdayanya dan
watak menjilatnya kepada burjuasi, seluruh kejadian pemerintah-pemerintah
pahlawan-pahlawan Internasionale II, seluruh kenyataan bahwa diktator kaum reaksioner
yang ekstrim (Kornilov di Rusia [53], Kapp & Co. di Jerman [54]) tak
terhindarkan akan digantikan oleh satu-satunya alternative, diktator
proletariat, agar dapat membelok dengan tegas ke arah Komunisme.
Tugas berikutnya dari barisan pelopor (berkesadaran-kelas) dari gerakan buruh internasional, yaitu partai-partai, kelompok-kelompok dan aliran-aliran Komunis adalah mampu membawa massa yang luas (yang sekarang kebanyakannya masih tidur, apatis, lamban, kolot, belum dibangkitkan) ke kedudukan mereka yang baru atau, lebih tepatnya, mampu memimpin tidak hanya partai mereka sendiri, tetapi juga massa tersebut, dalam usaha mereka mendekati dan mengalihkannya ke kedudukan baru. Sedang tugas sejarah yang pertama (yakni menarik pelopor proletariat yang berkesedaran kelas ke pihak kekuasaan Sovjet dan diktator kelas buruh) tidak dapat diselesaikan tanpa spenuhnya mendapatkan kemenangan ideologi dan politik atas oportunisme dan sisial-sovisme dan, maka tugas yang kedua, yang sekarang menjadi tugas yang langsung, adalah berupa (kemampuan) membawa massa ke kedudukannya yang baru, yang dapat menjamin kemenangan pelopor dalam revolusi—tugas yang langsung tersebut tak dapat diselesaikan tanpa memberantas doktrinerisme Kiri, tanpa mengatasi sepenuhnya kesalahan-kesalahan, tanpa menghndar dari kesalahan-kesalahan tersebut.
Tugas berikutnya dari barisan pelopor (berkesadaran-kelas) dari gerakan buruh internasional, yaitu partai-partai, kelompok-kelompok dan aliran-aliran Komunis adalah mampu membawa massa yang luas (yang sekarang kebanyakannya masih tidur, apatis, lamban, kolot, belum dibangkitkan) ke kedudukan mereka yang baru atau, lebih tepatnya, mampu memimpin tidak hanya partai mereka sendiri, tetapi juga massa tersebut, dalam usaha mereka mendekati dan mengalihkannya ke kedudukan baru. Sedang tugas sejarah yang pertama (yakni menarik pelopor proletariat yang berkesedaran kelas ke pihak kekuasaan Sovjet dan diktator kelas buruh) tidak dapat diselesaikan tanpa spenuhnya mendapatkan kemenangan ideologi dan politik atas oportunisme dan sisial-sovisme dan, maka tugas yang kedua, yang sekarang menjadi tugas yang langsung, adalah berupa (kemampuan) membawa massa ke kedudukannya yang baru, yang dapat menjamin kemenangan pelopor dalam revolusi—tugas yang langsung tersebut tak dapat diselesaikan tanpa memberantas doktrinerisme Kiri, tanpa mengatasi sepenuhnya kesalahan-kesalahan, tanpa menghndar dari kesalahan-kesalahan tersebut.
Selama
persoalannya mengenai (dan sejauh ini masih mengenai) penarikan pelopor
proletariat ke pihak Komunisme, maka selama itu, dan sampai sebegitu jauh,
propaganda lah yang tampil menduduki tempat pertama; pun kelompok propaganda,
dengan semua kelemahan grup-grup-ismenya, sangat berguna menghasilkan buah-buah
yang baik. Tetapi jika yang
menjadi soal adalah praktek aksi massa, soal penempatan—kalau boleh
mengatakannya demikian—balatentara yang berjuta-juta orang, soal pembagian
semua kekuatan kelas dalam masyarakat tertentu dalam pertempuran yang terakhir
dan yang menentukan, maka dengan propaganda saja, atau pengulangan semata-mata
kebenaran-kebenaran Komunisme yang “murni”, orang tidak dapat berbuat apa-apa.
Di sini orang harus menghitung bukan dengan hitungan ribuan, seperti yang
dilakukan oleh propagandis yang termasuk dalam suatu kelompok kecil yang belum
memimpin massa; di sini orang harus menghitung dengan hitungan jutaan dan
puluhan juta. Di sini kita harus tidak saja bertanya pada diri sendiri apakah
kita telah meyakinkan pelopor kelas revolusioner, tetapi jug apakah
kekuatan-kekuatan yang efektif menurut sejarah semua kelas—pasti dari semua
kelas dalam masyarakat tertentu, tanpa terkecualian—sudah ditempatkan
sedemikian rupa sehingga pertempuran yang menentukan sudah menjadi matang
sepenuhnya; sedemikian rupa sehingga 1)
semua kekuatan kelas yang memusuhi kita sudah menjadi cukup kacau-balau, sudah
cakar-cakaran satu sama lain, sudah cukup melemahkan mereka sendiri dalam
perjuangan yang di luar kekuatan mereka; sehingga 2) semua elemen tengah yang bimbang, ragu-ragu, tidak teguh, yaitu
burjuasi kecil—berbeda dengan burjuasi—telah cukup menelanjangi diri mereka
sendiri di mata Rakyat, telah cukup membikin malu diri mereka sendiri sebagai
kekuatan yang telah bangkrut secara praktis parktis; dan sehingga 3) pada diri proletariat telah timbul
dan mulai tumbuh dengan perkasa sentimen massa yang menyokong aksi yang paling
tegas, luarbiasa berani, dan revolusioner melawan burjuasi. Maka barulah
revolusi dapat disimpulkan memang sudah matang; barulah kemenangan, jika kita
telah memperhitungkan dengan tepat semua syarat yang ditunjukkan di atas—yang
digambarkan di atas dengan ringkas itu—dan jika kita telah memilih saatnya
dengan tepat, barulah kemenangan kita bisa terjamin.
Perbedaan pendapat antara kaum Churchill dan
kaum Lloyd George—dengan perbedaan nasional yang kecil sekali, sebagai
anasir-anasir yang tipe politiknya ada di semua negeri—di satu pihak, dan
antara kaum Henderson dengan kaum Lloyd George, di pihak lain, adalah suatu
yang remeh-temeh dan samasekali tak berarti dilihat dari sudut Komunisme yang
murni, yakni Komunisme yang abstrak, yaitu Komunisme yang belum matang untuk
tingkatan aksi politik praktis dan massal. Tetapi, dilihat dari sudut aksi
praktis massa tersebut, perbedaan itu sungguh sangat penting sekali.
Memperhitungkan perbedaan-perbedaan tersebut, menentukan saat di mana
bentrokan-bentrokan yang tak terelakkan di antara “sahabat-sahabat” tersebut,
yang melemahkan dan melumpuhkan semua “sahabat” tersebut dalam keseluruhannya,
sudah matang sepenuhnya—itulah pokok persoalannya, atau merupakan seluruh tugas
dari seorang Komunis, yang tidak hanya mau menjadi propagandis yang
berkesadaran-kelas dan berkeyakinan secara ideologi, tetapi juag menjadi
pemimpin praktis massa dalam revolsui. Kesetiaan yang paling sungguh terhadap
cita-cita Komunisme harus dihubungkan dengan kecakapan untuk melakukan semua
kompromi praktis yang dibutuhkan, melakukan manuver, mengadakan
persetujuan-persetujuan, membelok-belok, mengambil langkah-langkah mundur, dan
lain-lainnya, agar dapat mempercepat tercapainya , dan hilangnya, kekuasaan
politik dari kaum Henderson (pahlawan-pahlawan Internasionale II—jika kita tidak
menyebut orang-seorang—sebagai wakil-wakil demokrasi burjuis kecil yang
menamakan dirinya kaum Sosialis); mempercepat kebangkrutan mereka yang pasti
dalam praktek, yang akan membuka pikiran massa justru dalam semangat cita-cita
kita, yang justru menuju ke arah Komunisme; mempercepat pergeseran-pergeseran,
pertengkaran-pertengkaran, pemberontakan-pemberontakan yang tak terelakkan dan
perpecahan-perpecahan yang sungguh-sungguh antara kaum Henderson-kaum Lloyd
George-kaum Churchill (kaum Mensyewik dan kaum Sosialis-Revolusioner-kaum
Kadet-kaum monarkis; kaum Scheidemann-burjuasi-kaum Kappis dan sebagainya); dan
dengan tepat memilih saat di mana perpecahan antara semua yang “bersandar pada
hak milik perseorangan yang suci” ini sedang memcapai puncaknya, supaya dengan
serangan yang menentukan proletariat dapat mematahkan mereka semua untuk
merebut kekuasaan politik.
Sejarah pada umumnya, dan sejarah
revolusi-revolusi pada khususnya, selamanya lebih kaya isinya, lebih beraneka
ragam, lebih banyak seginya, lebih hidup dan “cerdik” ketimbang yang
dibayangkan oleh partai-partai yang paling baik, ketimbang yang dibayangkan
oleh pelopor-pelopor yang paling berkesedaran-kelas dari kelas-kelas yang
paling maju sekalipun. Dan itu mudah dimengerti karena pelopor-pelopor yang
paling baikpun menyatakan kesadaran, kemauan, nafsu dan fantasi dari puluhan
ribu; sedangkan revolusi-revolusi dibuat pada saat kebangkitan istimewa dan
pengerahan seluruh kapasitas manusia, yakni oleh kesadaran, kemauan, nafsu dan
fantasi dari puluhan juta, yang didorong terus oleh perjuangan kelas-kelas yang
paling sengit. Dari situ timbul lah dua kesimpulan praktis yang sangat penting:
pertama, bahwa agar dapat memenuhi tugasnya, kelas revolusioner harus menjadi
pandai menguasai semua bentuk, atau segi, dari aktivitas sosial tanpa
pengecialian sedikit-sedikitpun (menyelesaikan, sesudah merebut kekuasaan
politik, kadang-kadang dengan menghadapi risiko besar dan bahaya yang sangat
besar, apa yang tidak bisa selesaikan sebelum perebutan kekuasaan itu); kedua,
bahwa kelas revolusioner harus siap sedia untuk beralih dengan cara yang paling
cepat dan paling tak terduga-duga dari satu bentuknya ke bentuk yang lain.
Setiap orang akan setuju bahwa suatu tentara
yang tidak melatih dirinya untuk menguasai segala macam senjata, segala cara
dan metode peperangan yang dimilikinya atau mungkin dimiliki oleh musuh, akan
bertindak tak bijaksana atau malahan jahat. Tetapi hal tersebut lebih-lebih
lagi berlaku dalam politik ketimbang dalam bidang militer. Dalam politik, malahan,
lebih sukar lagi meramalkan metode-metode perjuangan apa yang akan bisa
digunakan dan yang menguntungkan kita dalam keadaan-keadaan tertentu di masa
depan. Jika kita tidak menguasai segala cara perjuangan, kita bisa menderita
kekalahan besar, bahkan seringkali kekalahan yang menentukan, jika, di luar
kemauan kita, perubahan-perubahan dalam kedudukan kelas-kelas lain
mengedepankan cara atau bentuk aktivitas di mana kita masih lemah. Akan tetapi,
jika kita menguasai segala cara perjuangan, kemenangan akan pasti berada di
pihak kita, sebab kita mewakili kepentingan-kepentingan kelas yang benar-benar
termaju dan yang benar-benar revolusioner, sekalipun jika keadaan tidak
mengizinkan kita menggunakan senjata-senjata yang paling berbahaya bagi musuh,
senjata-senjata yang memberikan pukulan-pukulan yang menghancurkan dengan
paling cepat. Kaum revolusioner yang belum berpengalaman kerapkali berpendapat
bahwa cara-cara perjuangan legal adalah oportunis, sebab dalam lapangan ini
burjuasi terutama sekali sering—terutama sekali di masa “damai”, di masa non
revolusioner—menipu dan memperdayakan kaum buruh dan, kaum revolusioner
menganggap bahwa cara-cara perjuangan ilegal adalah revolusioner. Tetapi ini
tidak benar. Yang benar yalah bahwa kaum oportunis dan pengkhianat kelas buruh
adalah partai-partai dan pemimpin-pemimpin yang tidak mampu atau tidak
mau—jangan mengatakan kamu tidak mampu, katakan kamu tidak mau—menggunakan
cara-cara perjuangan ilegal dalam keadaan-keadaan yang berlaku, misalnya, di
masa perang imperialis tahun 1914-1918, ketika burjuasi di negeri-negeri
demokratis yang paling merdeka menipu kaum buruh dengan cara yang kurang ajar
dan ganas hingga tak ada taranya, dengan melarang orang menerangkan kebenaran
tentang watak perampokan dari peperangan itu. Tapi kaum revolusioner yang tidak
mampu menghubungan bentuk-bentuk perjuangan ilegal dengan segala bentuk
perjuangan legal adalah sungguh kaum revolusioner yang jelek. Tidaklah sukar
untuk menjadi seorang revolusioner di waktu revolusi sudah meletus dan sedang
memuncak, di waktu segala dan setiap macam orang menceburkan diri dalam
revolusi, karena ia menarik hati mereka dengan begitu saja, karena ia sedang
menjadi mode, dan malahan kadang-kadang karena orang-orang itu didorong nafsu
mencari kedudukan. “Pembebasan” diri dari kaum revolusioner gadungan itu
memerlukan perjuangan proletariat, nanti, sesudah kemenangannya, yang bukan
main beratnya, bahkan boleh dikatakan penderitaan yang luarbiasa. Adalah jauh
lebih sukar—dan jauh lebih berharga—untuk menjadi seorang revolusioner di waktu
syarat perjuangan yang langsung, yang terbuka, yang benar-benar massal dan
benar-benar revolusioner, belum ada, karenanya wajib menjadi pandai membela
kepentingan-kepentingan revolusi (dengan propaganda, agitasi dan organisasi)
dalam badan-badan non-revolusioner dan sering sekali terang-terangan
reaksioner, dalam situasi non-revolusioner, di kalangan massa yang tidak bisa
dengan segera menyadari perlunya cara-cara, aksi-aksi, revolusioner. Menjadi
pandai mencari, merasakan, menentukan dengan tepat jalan yang konkrit atau
perubahan keadaan yang khusus yang akan membawa massa ke perjuangan
revolusioner yang sesungguhnya, yang terkahir, yang menentukan dan
agung—demikianlah tugas pokok Komunisme di eropa Barat dan Amerika pada dewasa
ini.
Contoh: Inggeris. Kita tak bisa mengatakan, dan tak ada
seorangpun yang dapat menentukan sebelumnya, berapa lama lagi revolusi proletar
yang sesungguhnya akan berkobar di sana, dan apa yang menjadi sebab langsung,
yang lebih daripada yang lain-lain, yang akan membangkitkan, mengobarkan dan
mendorong massa yang sangat luas—yang pada waktu sekarang ini masih tidur—ke
dalam perjuangan. Oleh karena itu, kita harus melakukan semua pekerjaan
persiapan sedengan rupa sehingga “ke empat-empat kita lengkap bersepatu”
(sebagaimana mendiang Plekhanov, ketika dia masih merupakan seorang Marxis dan
revolusioner, suka mengatakannya). Mungkin bahwa “perpecahan” akan dipaksakan,
“es akan pecah” oleh krisis parlementer, atau oleh suatu krisis yang timbul
dari kontradiksi-kontradiksi kolonial dan imperialias, yang kusut-masai tak
berpengharapan, yang menumpuk semakin menyakitkan, yang semakin menjadi tajam,
atau mungkin oleh sesuatu sebab ketiga, dan sebagainya. Kita tidak membicarakan
macam perjuangan apa yang akan menentukan nasib revolusi proletar di Inggeris
(tak ada seorang Komunispun yang menyangsikan hal tersebut; bagi kita semua,
soal ini sudah pasti, dan sudah pasti betul); yang kita bicarakan adalah sebab
langsung yang akan mendorong untuk bergeraknya massa revolusioner—yang sekarang
ini masih tidur—dan membawa mereka langsung ke revolusi. Janganlah kita lupakan
bahwa di republik burjuis Prancis, misalnya, dalam situasi dilihat baik dari
sudut internasional maupun nasional, adalah seratus kali kurang revolusioner
ketimbang sekarang, yang dikarenakan oleh suatu sebab langsung yang begitu
“tidak terduga-duga” dan “kecil”—seperti, salah satu dari ribuan akal bulus
yang licik dari golongan militeris yang reaksioner (peristiwa Dreyfus [55])—sudah
cukup untuk membawa Rakyat ke tepi jurang perang sipil!
Kaum Komunis di Inggeris harus terus menerus, dengan
tiada henti-hentinya dan dengan teguh menggunakan baik pemilihan-pemilihan
untuk parlemen, maupun segala kesukaran politik mengenai Irlandia, politik
kolonial dan politik internasional imperialis pemerintah Inggeris, dan
terahadap semua lapangan, lingkungan dan segi lainnya dalam kehidupan
masyarakat, bekerja dalam masalah semua itu menurut cara Komunis, menurut
semangat Internasionale III dan bukan Internasionale II. Aku tidak mempunyai
waktu ataupun ruangan untuk melukiskannya di sini bagaimana cara-cara “Rusia”,
cara “Bolsyewik”, dalam mengambil bagian dalam pemilihan-pemilihan untuk
parlemen dan dalam perjuangan parlementer; tetapi aku bisa mengatakan dengan
pasti kepada kaum Komunis di luar negeri bahwa hal tersebut adalah samasekali
berlainan dengan kampanye-kampanye parlemen yang biasa gerjadi di Eropa Barat.
Dari sini, sering ditarik kesimpulan: “Ya, itu adalah di Rusia; parlemeterisme
di negeri kita adalah lain”. Suatu kesimpulan yang salah. Tetapi justru itulah
mengapa di dunia ini ada kaum Komunis, pengikut-pengikut Internasionale III di
semua negeri—yang berupaya mengubah, secara keseluruhannya, dalam semua
lapangan kehidupan, cara bekerja Sosialis, serikat buruh, sindikalis,
parlementer yang lama menjadi cara bekerja yang baru, cara bekerja Komunis. Di
Rusia juga selalu ada, cukup banyak, betul-betul cukup banyak, cara oportunis
dan cara dagang burjuis, kapitalis, yang melakukan penipuan semata-mata dalam
pemilihan-pemilihan. Kaum Komunis di Eropa Barat dan di Amerika harus belajar
menciptakan suatu parlementerisme baru, yang tidak seperti biasa, tidak
oportunis dan tidak bersifat mencari kedudukan; partai-partai Komunis harus mengeluarkan
semboyan-semboyan mereka; kaum proletar yang sejati, dengan bantuan kaum
melarat yang sama sekali terinjak-injak dan yang tidak terorganisir, harus
menyebarkan dan membagi-bagikan selebaran, mengunjungi rumah-rumah kaum buruh
dan pondok-pondok kaum proletar desa, serta kaum tani di desa-desa yang
terpencil (untunglah di Eropa jumlah desa yang terpencil jauh lebih sedikit
ketimbang di Rusia, dan jumlah desa demikian di Inggeris sedikit sekali);
mereka harus pergi ke warung-warung kopi rakyat jelata, memasuki
perkumpulan-perkumpulan, perhimpunan-perhimpunan, dan rapat-rapat yang diadakan
secara kebetulan, di mana berkumpul orang-orang yang paling biasa, dan
berbicara kepada rakyat tidak dalam bahasa terpelajar (dan tidak terlalu
parlementer); mereka samasekali tidak boleh berusaha untuk “mendapat kursi” di
dalam parlemen, tetapi di mana-mana harus berusaha menggugah pikiran massa dan
menarik mereka ke dalam perjuangan, memegang kata-kata-kata burjuasi dan
menggunakan aparatur yang telah didirikan burjuasi itu, juga memanfaatkan
pemilihan-pemilihan yang telah ia tetapkan, seruan-seruan yang telah ia bikin
kepada seluruh Rakyat, dan menerangkan kepada Rakyat apa itu Bolsyewisme,
dengan cara yang tidak mungkin (di bawah kekuasaan burjuasi), yakni di luar masa
pemilihan (sudah tentu, pada bukan pada masa pemogokan besar, ketika alat
serupa agitasi telah meliputi seluruh rakyat pekerja di Rusia, kami harus lebih
keras lagi lagi). Melakukan hal itu di Eropa dan di Amerika adalah sangat
sukar, sukar sekali; tetapi itu dapat dan harus dilakukan, karena tugas-tugas
Komunisme tidak dapat dilaksanakan tanpa kesukaran; dan usaha-usaha kita harus
ditujukan untuk melaksanakan tugas-tugas praktis, yang semakin bermacam-macam
dan semakin rapat hubungannya dengan semua bidang kehidupan sosial yang,
semakin lama, semakin merebut cabang demi cabang, dan lapangan demi lapangan
dari burjuasi.
Di Inggeris, hal itu juga merupakan pekerjaan propaganda, agitasi dan organisasi di kalangan angkatan bersenjata, di kalangan nasionalitas-nasionalitas yang tertindas, dan yang tidak mempunyai hak penuh di negerinya “sendiri” (Irlandia, koloni-koloni), juga harus dilakukan menurut cara baru (bukan menurut cara Sosialis, melainkan menurut cara Komunis; bukan menurut cara reformis, melainkan menurut cara revolusioner). Sebab, semua lapangan kehidupan sosial ini, pada zaman imperilaisme pada umumnya, dan terutama sekali sekarang, sesudah perang, merupakan suatu siksaan bagi rakyat dan, karenanya, dengan cepat akan membuka mata mereka akan kebenaran (yakni, bahwa, puluhan juta orang tewas dan menderita cacat hanya karena memiliki maksud untuk mengizinkan binatang-binatang buas Inggris dan Jerman yang akan merampok lebih banyak negeri)—semua lapangan kehidupan sosial ini, menjadi penuh dengan bahan peledak dan melahirkan terutama banyak sebab-sebab bentrokan-bentrokan, krisis-krisis dan bertambah tajamnya perjuangan kelas. Kita tidak dan tidak bisa mengetahui percikan api mana—dari percikan api yang tak terhitung banyaknya, yang berterbangan di semua negeri sebagai akibat krisis ekonomi dan politik dunia—yang akan dapat menyalakan kebakaran, dalam arti membangkitkan massa secara istimewa dan, karena itu, kita harus, dengan bantuan prinsip-prinsip Komunis kita yang baru, mulai bekerja untuk “membangkitkan” setiap dan segala macam lapangan biarpun yang paling tua, paling lapuk dan yang nampaknya sudah tidak ada harapan lagi karena, kalau tidak , kita tidak akan dapat memenuhi tugas-tugas kita, tidak akan mempunyai persiapan dalam segala segi, tidak akan menguasai segala macam senjata, dan tidak akan mempersiapkan diri baik untuk mencapai kemenangan atas burjuasi (yang mengatur segenap lapangan kehidupan sosial—dan yang sekarang telah mengacaukannya—menurut cara burjuis), maupun untuk mencapai reorganisasi Komunis (yang akan dating) dalam seluruh kehidupan sesudah tercapainya kemenangan itu.
Di Inggeris, hal itu juga merupakan pekerjaan propaganda, agitasi dan organisasi di kalangan angkatan bersenjata, di kalangan nasionalitas-nasionalitas yang tertindas, dan yang tidak mempunyai hak penuh di negerinya “sendiri” (Irlandia, koloni-koloni), juga harus dilakukan menurut cara baru (bukan menurut cara Sosialis, melainkan menurut cara Komunis; bukan menurut cara reformis, melainkan menurut cara revolusioner). Sebab, semua lapangan kehidupan sosial ini, pada zaman imperilaisme pada umumnya, dan terutama sekali sekarang, sesudah perang, merupakan suatu siksaan bagi rakyat dan, karenanya, dengan cepat akan membuka mata mereka akan kebenaran (yakni, bahwa, puluhan juta orang tewas dan menderita cacat hanya karena memiliki maksud untuk mengizinkan binatang-binatang buas Inggris dan Jerman yang akan merampok lebih banyak negeri)—semua lapangan kehidupan sosial ini, menjadi penuh dengan bahan peledak dan melahirkan terutama banyak sebab-sebab bentrokan-bentrokan, krisis-krisis dan bertambah tajamnya perjuangan kelas. Kita tidak dan tidak bisa mengetahui percikan api mana—dari percikan api yang tak terhitung banyaknya, yang berterbangan di semua negeri sebagai akibat krisis ekonomi dan politik dunia—yang akan dapat menyalakan kebakaran, dalam arti membangkitkan massa secara istimewa dan, karena itu, kita harus, dengan bantuan prinsip-prinsip Komunis kita yang baru, mulai bekerja untuk “membangkitkan” setiap dan segala macam lapangan biarpun yang paling tua, paling lapuk dan yang nampaknya sudah tidak ada harapan lagi karena, kalau tidak , kita tidak akan dapat memenuhi tugas-tugas kita, tidak akan mempunyai persiapan dalam segala segi, tidak akan menguasai segala macam senjata, dan tidak akan mempersiapkan diri baik untuk mencapai kemenangan atas burjuasi (yang mengatur segenap lapangan kehidupan sosial—dan yang sekarang telah mengacaukannya—menurut cara burjuis), maupun untuk mencapai reorganisasi Komunis (yang akan dating) dalam seluruh kehidupan sesudah tercapainya kemenangan itu.
Sesudah revolusi proletar di Rusia, dan
kemenangan-kemenangannya dalam lingkup internasional, yang tak terduga-duga
bagi burjuasi dan kaum filistin, seluruh duania telah berubah, dan di mana-mana
burjuasi juga telah berubah. Ia takut pada “Bolsyewisme”, menjadi begitu marah
karenanya, sehingga hampir mengamuk dan, justru karena itulah, ia, di satu
pihak, mempercepat perkembangan peristiwa-peristiwa dan, di pihak lain,
memusatkan perhatian untuk menindas Bolsyewisme dengan kekerasan namun, dengan
demikian, melemahkan kedudukannya sendiri di banyak lapangan lain. Kaum Komunis
di semua negeri yang sudah maju harus memperhitungkan kedua hal tersebut dalam
menentukan taktik mereka.
Ketika kaum Kadet Rusia dan Kerenski melancarkan kampanye pengejaran gila-gilaan terhadap kaum Bolsyewik—terutama sejak bulan April 1917, dan lebih-lebih lagi dalam bulan Juni dan Juli 1917—mereka telah bertindak berlebih-lebihan. Jutaan eksemplar suratkabar burjuis, yang berteriak-teriak dengan segala nada mencaci-maki kaum Bolsyewik, membantu mempengaruhi massa untuk menilai Bolsyewisme; dan, kecuali suratkabar-suratkabar, seluruh kehidupan masyarakat dipenuhi dengan perdebatan-perdebatan tentang Bolsyewisme justru karena “ketekunan” burjuasi. Sekarang, secara internasional kaum milyuner di semua negeri bertindak sedemikian rupa sehingga, dari lubuk hati kita, kita harus berterimakasih kepada mereka. Mereka mengejar-kejar Bolsyewisme dengan nafsu seperti yang dilakukan oleh Kerenski & Co.; mereka juga demikian, bertindak “berlebih-lebihan” dan, dengan demikian, juga membantu kita seperti yang dilakukan oleh Kerenski. Pada waktu burjuasi Prancis menjadikan Bolsyewisme soal yang pokok dalam agitasi pemilihan, dengan menuduh kaum Sosialis yang agak moderat atau yang bimbang-bimbang sebagai kaum Bolsyewik; ketika burjuasi Amerika, karena sudah samasekali kehilangan akal, menangkap beribu-ribu orang karena dicurigai menganut Bolsyewisme, dan menimbulkan suasana panik dengan menyiarkan di mana-mana dongengan-dongengan tentang komplotan-komplotan Bolsyewik; ketika burjuasi Inggeris—yang paling “serius” di dunia—kendatipun semua kepinteran dan pengalamannya, membuat ketololan-ketololan yang tak masuk akal, mendirikan “perkumpulan-perkumpulan anti Bolsyewik” yang banyak diberi biaya, mengeluarkan literatur khusus tentang Bolsyewisme, dan menyewa jumlah tambahan sarjana-sarjana, agitator-agitator dan pastor-pastor untuk memerangi Bolsyewisme—kita harus membungkukkan diri dan berterimakasih kepada tuan-tuan kapitalis. Mereka bekerja untuk kita. Mereka membantu kita sehingga massa menaruh perhatian kepada hakekat dan makna Bolsyewisme. Dan mereka tidak dapat berbuat lain; karena menindas Bolsyewisme, “membungkamkannya”, mereka sudah tak berhasil.
Ketika kaum Kadet Rusia dan Kerenski melancarkan kampanye pengejaran gila-gilaan terhadap kaum Bolsyewik—terutama sejak bulan April 1917, dan lebih-lebih lagi dalam bulan Juni dan Juli 1917—mereka telah bertindak berlebih-lebihan. Jutaan eksemplar suratkabar burjuis, yang berteriak-teriak dengan segala nada mencaci-maki kaum Bolsyewik, membantu mempengaruhi massa untuk menilai Bolsyewisme; dan, kecuali suratkabar-suratkabar, seluruh kehidupan masyarakat dipenuhi dengan perdebatan-perdebatan tentang Bolsyewisme justru karena “ketekunan” burjuasi. Sekarang, secara internasional kaum milyuner di semua negeri bertindak sedemikian rupa sehingga, dari lubuk hati kita, kita harus berterimakasih kepada mereka. Mereka mengejar-kejar Bolsyewisme dengan nafsu seperti yang dilakukan oleh Kerenski & Co.; mereka juga demikian, bertindak “berlebih-lebihan” dan, dengan demikian, juga membantu kita seperti yang dilakukan oleh Kerenski. Pada waktu burjuasi Prancis menjadikan Bolsyewisme soal yang pokok dalam agitasi pemilihan, dengan menuduh kaum Sosialis yang agak moderat atau yang bimbang-bimbang sebagai kaum Bolsyewik; ketika burjuasi Amerika, karena sudah samasekali kehilangan akal, menangkap beribu-ribu orang karena dicurigai menganut Bolsyewisme, dan menimbulkan suasana panik dengan menyiarkan di mana-mana dongengan-dongengan tentang komplotan-komplotan Bolsyewik; ketika burjuasi Inggeris—yang paling “serius” di dunia—kendatipun semua kepinteran dan pengalamannya, membuat ketololan-ketololan yang tak masuk akal, mendirikan “perkumpulan-perkumpulan anti Bolsyewik” yang banyak diberi biaya, mengeluarkan literatur khusus tentang Bolsyewisme, dan menyewa jumlah tambahan sarjana-sarjana, agitator-agitator dan pastor-pastor untuk memerangi Bolsyewisme—kita harus membungkukkan diri dan berterimakasih kepada tuan-tuan kapitalis. Mereka bekerja untuk kita. Mereka membantu kita sehingga massa menaruh perhatian kepada hakekat dan makna Bolsyewisme. Dan mereka tidak dapat berbuat lain; karena menindas Bolsyewisme, “membungkamkannya”, mereka sudah tak berhasil.
Namun, sementara itu, burjuasi hampir semata-mata hanya
melihat satu segi saja dari Bolsyewisme, yaitu pemberontakan, kekerasan, teror;
karena itu, burjuasi berusaha mempersiapkan diri untuk mengadakan pertahanan
dan perlawanan terutama sekali dalam lapangan ini. Mungkin, bahwa dalam
kejadian-kejadian tertentu, di negeri-negeri tertentu, dan untuk berapa masa
yang pendek, mereka akan berhasil dalam hal itu; kita harus memperhitungkan
kemungkinan serupa itu, dan bagi kita samasekali tak ada hal yang menakutkan
jika mereka betul akan berhasil. Komunisme “tumbuh” betul-betul dari segala
penjuru lapangan kehidupan masyarakat; tunas-tunasnya sungguh-sungguh dapat
dilihat di mana-mana, “penyakit menular” (menggunakan kiasan yang paling
disukai oleh burjuasi dan polisi burjusi, kiasan yang paling “sedap” bagi
mereka) telah merasuk dalam sekali ke organisme dan telah sepenuhnya menyerapi
seluruh organisme. Jika dengan ketelitian khusus mencoba “menyumbat” salah satu
saluran, maka “penyakit menular” akan mencari saluran yang lain, kadang-kadang
yang tak terduga-duga samasekali. Kehidupan pasti akan mendapat apa yang hak
baginya. Biarkan burjuasi mengamuk, marah sampai membuat gila diri sendiri,
bertindak secara berlebih-lebihan, membuat ketololan-ketololan, belum apa-apa
sudah melakukan balas dendam kepada kaum Bolsyewik, dan berusaha membunuh (di
India, Hongaria, Jerman, dan lain-lain) ratusan, ribuan, dan ratusan ribu lagi
kaum Bolsyewik lama dan Bolsyewik-bolsyewik hari esok: dengan berbuat demikian,
burjuasi sedang melakukan tindakan seperti yang telah dilakukan oleh semua
kelas yang sudah ditakdirkan oleh sejarah untuk mati. Kaum Komunis harus tahu
bahwa, bagaimanapun juga, hari esok adalah kepunyaan mereka; karena itu, kita dapat
(dan harus) menghubungkan gairah yang sangat keras dalam perjuangan
revolusioner yang agung dengan perhitungan yang paling tenang dan waras
menghadapi tindakan-tindakan mata gelap burjuasi. Dalam tahun 1905, revolusi
Rusia dikalahkan secara kejam; dalam bulan Juli, 1917, kaum Bolsyewik Rusia
dikalahkan; lebih dari 15.000 kaum Komunis Jerman dibunuh sebagai akibat
provokasi yang curang dan manuver-manuver yang licik dari Scheidemann dan Noske
yang bekerja erat dengan burjuasi dan jendral-jendral monarkis; teror putih
sedang mengganas di Finlandia dan Hongaria. Akan tetapi,dalam segala hal, dan
di semua negeri, Komunisme menjadi terbajakan dan terus tumbuh; akar-akarnya
begitu dalam sehingga pengejaran-pengejaran tidak melemahkan, tidak
melumpuhkan, melainkan malah memperkuatnya. Hanya satu hal yang kurang
memungkinkan kita maju dengan lebih yakin dan teguh menuju kemenangan, yakni,
pengertian yang umum dan yang dipikirkan dalam-dalam oleh kaum Komunis di semua
negeri mengenai keharusan memperlihatkan keluwesan yang setinggi-tingginya
dalam taktik mereka. Gerakan Komunis, yang sedang berkembang dengan hebat,
terutama sekali di negeri-negeri yang sudah maju, sekarang kekurangan
pengertian tersebut dan kecakapan untuk menggunakannya dalam praktek.
Apa yang telah terjadi pada pemimpin-pemimpin
Internasionale II, yang berisi kaum Marxis yang sangat terpelajar dan yang
mencurahkan diri kepada Sosialisme seperti Kautsky, Otto Bauer dan lain-lainnya
lagi, dapat (dan seharusnya) menjadi pelajaran yang berguna. Mereka sepenuhnya
menginsyafi akan keharusan taktik yang luwes; mereka sendiri belajar dan
mengajar orang lain dialektika Marxis (dan banyak yang telah mereka lakukan
dalam hal ini untuk selama-lamanya akan tetap merupakan sumbangan yang berharga
bagi literatur Sosialis); tetapi dalam penetrapan dialektika tersebut mereka
membuat kesalahan yang begitu rupa, atau ternyata dalam praktek menjadi begitu
tidak dialektis, menjadi orang-orang yang begitu tidak mampu memperhitungkan
perubahan yang cepat dari bentuk-bentuk yang memperoleh, dengan cepat, isian
baru menggantikan bentuk yang lama, sehingga nasib mereka tidak banyak
menimbulkan iri hati ketimbang nasib Hyndman, Guesde dan Plekhanov. Sebab yang
pokok dari kebangkrutan mereka adalah bahwa mereka “terpesona” oleh satu bentuk
tertentu dari pertumbuhan gerakan kelas buruh dan Sosialisme, mereka lupa akan
berat-sebelahnya bentuk tersebut, mereka takut melihat perubahan yang mutlak
yang karena keadaan-keadaan obyektif menjadi tak terhindarkan, dan terus
mengulang-ulangi kebenaran-kebenaran yang sederhana, menurut apalan dan, yang
sepintas-lalu, tidak bisa dibantah lagi, seperti “tiga adalah lebih dari dua’.
Namun, politik akan lebih menyerupai aljabar daripada ilmu hitung; dan lebih
lagi menyerupai ilmu pasti tinggi daripada ilmu pasti permulaan. Dalam
kenyataannya, semua bentuk lama gerakan Sosialis telah memperoleh isi baru dan,
oleh karena itu, suatu tanda baru, tanda “minus”, telah muncul di muka
angka-angka, sedangkan orang-orang congkak yang menyangka pandai sendiri itu
dengan keras kepala terus (dan masih terus) meyakinkan diri mereka sendiri dan
orang-orang lain bahwa “minus tiga” adalah lebih dari “minus dua”!
Kita harus mengusahakan agar kaum Komunis tidak membuat kesalahan yang sama, hanya dari segi yang lain; atau, lebih tepat, kita harus mengusahakan agar kesalahan yang sama, yang diperbuat, hanya dari segi jalan lain, oleh kaum Komunis “Kiri”, diperbaiki selekas mungkin dan diatasi secepat mungkin dan dengan sedikit mungkin menimbulkan rasa sakit. Bukan hanya doktrinerisme Kanan saja yang merupakan suatu kesalahan; doktrinerisme Kiri juga adalah suuatu kesalahan. Tentu saja, kesalahan doktrinerisme Kiri dalam Komunisme pada waktu sekarang ini seribu kali kurang berbahaya dan kurang berarti ketimbang kesalahan doktrinerisme Kanan (yaitu sosial-sovinisme dan Kautkyisme); tetapi, bukankah hal tersebut hanyalah karena kenyataan bahwa Komunisme Kiri adalah suatu aliran yang masih muda sekali, yang baru saja sedang lahir. Hanya karena sebab itulah bahwa, dengan syarat-syarat tertentu, penyakit tersebut dapat diobati dengan mudah; dan kita harus mulai bekerja untuk mengobatinya dengan segenap kekuatan.
Kita harus mengusahakan agar kaum Komunis tidak membuat kesalahan yang sama, hanya dari segi yang lain; atau, lebih tepat, kita harus mengusahakan agar kesalahan yang sama, yang diperbuat, hanya dari segi jalan lain, oleh kaum Komunis “Kiri”, diperbaiki selekas mungkin dan diatasi secepat mungkin dan dengan sedikit mungkin menimbulkan rasa sakit. Bukan hanya doktrinerisme Kanan saja yang merupakan suatu kesalahan; doktrinerisme Kiri juga adalah suuatu kesalahan. Tentu saja, kesalahan doktrinerisme Kiri dalam Komunisme pada waktu sekarang ini seribu kali kurang berbahaya dan kurang berarti ketimbang kesalahan doktrinerisme Kanan (yaitu sosial-sovinisme dan Kautkyisme); tetapi, bukankah hal tersebut hanyalah karena kenyataan bahwa Komunisme Kiri adalah suatu aliran yang masih muda sekali, yang baru saja sedang lahir. Hanya karena sebab itulah bahwa, dengan syarat-syarat tertentu, penyakit tersebut dapat diobati dengan mudah; dan kita harus mulai bekerja untuk mengobatinya dengan segenap kekuatan.
Bentuk-bentuk yang lama telah pecah, karena ternyata
bahwa isi baru mereka—dan isi yang anti proletar serta reaksioner—telah
mencapai perkembangan yang berlebih-lebihan. Kini, pekerjaan kita, (untuk
kekuasaan Sovyet, untuk diktator proletariat), dilihat dari sudut perkembangan
Komunisme internasional, mempunyai isi yang begitu teguh, begitu kuat dan
begitu perkasa sehingga ia dapat dan harus memperlihatkan diri dalam setiap
bentuk, baik yang baru maupun yang lama, ia dapat dan harus melahirkan kembali,
menaklukkan dan menguasai semua bentuk, tidak hanya yang baru, tetapi juga yang
lama—bukan dengan maksud mendamaikan diri dengan yang lama, melainkan dengan
maksud menjadi pandai membuat semua dan setiap bentuk—yang baru dan yang
lama—menjadi suatu senjata guna mencapai kemenangan Komunis yang penuh,
terakhir, menentukan dan pasti.
Kaum Komunis harus melakukan segala usaha untuk memimpin
gerakan kelas buruh dan perkembangan sosial pada umumnya menurut jalan yang
paling lurus dan paling cepat ke arah kemenangan kekuasaan Sovyet dan diktator
proletariat di seluruh dunia. Itu adalah suatu kebenaran yang tak terbantah
lagi. Namun, sekadar mengambil satu langkah sedikit lebih jauh—suatu langkah
yang, mungkin nampaknya, ke arah yang sama—maka kebenaran itu akan menjadi
suatu kesalahan. Kita cukup hanya mengatakan bahwa —apa yang dikatakan oleh
kaum Komunis Kiri Jerman dan Inggeris, bahwa kita hanya mengakui satu jalan,
hanya jalan yang langsung, bahwa kita tidak membolehkan manuver, persetujuan,
kompromi—adalah posisi yang sudah menjadi suatu kesalahan yang dapat
menimbulkan (dan sebagian sudah) kerugian yang besar sekali bagi Komunisme.
Doktrinerisme Kanan berkeras kepala hanya mengakui bentuk-bentuk yang lama, dan
menjadi bangkrut samasekali, karena ia tidak melihat isi yang baru.
Doktrinerisme Kiri berkeras kepala menolak dengan tak bersyarat bentuk-bentuk
lama tertentu, dengan tak melihat bahwa isi yang baru sedang menerobos melalui
semua dan segala macam bentuk, bahwa kewajiban kita sebagai kaum Komunis adalah
menguasai semua bentuk, belajar, dengan kecepatan yang maksimum, bagaimana
menambah satu bentuk dengan bentuk lain, menggamtikan satu bentuk dengan bentuk
yang lainnya, dan menyesuaikan taktik kita dengan setiap perubahan yang
ditimbulkan bukan oleh kelas kita, ataupun oleh usaha-usaha kita.
Revolusi dunia telah didorong dan dipercepat begitu hebat
oleh kengerian-kengerian, kekejian-kekejian dan kebengisan-kebengisan perang
dunia imperialis dan oleh keadaan yang tak memberikan harapan yang telah ia
ciptakan—dan revolusi ini sedang berkembang meluas dan mendalam dengan
kecepatan yang begitu hebat, dengan kekayaan bentuk-bentuk yang berganti-ganti
yang begitu gemilang, dengan bantahan yang mengandung pelajaran dan praktis
terhadap segala macam doktrinerisme, sehingga kita memiliki segala alasan untuk
berharap bahwa gerakan Komunis internasional akan sembuh (dengan cepat) penyakit
Komunisme kekanak-kanakan “Sayap Kiri”.
27 April 1920
Sumber : http://pembebasan-pusat.blogspot.co.id/2015/10/lenin-beberapa-kesimpulan.html







Tidak ada komentar:
Posting Komentar