Coding III: Sebetulnya Bukan Mati Misterius di Papua
![]() |
| Jayapura Numbay, Minggu 15 Oktober 2017 terjadi lagi Pembunuhan Misterius di Permenas 3 Waena pelakunya belum diketahui. Korban atas Nama Alex Sambom Anggota KNPB( Foto/Ney Sobolim) |
Oleh : Jhon Gobai
Coretan
Dinding (coding) I telah saya mewacanakan “Mati Misterius” adalah bagian dari
pola penjajahan atau Genosida di Papua. Dalam Coding II menjelaskan realita
Mati misterius secara empiris dan mengutip beberapa persitiwa dari yang
dituliskan oleh kawan Soleman Itlay.
Peristiwa kematian
Alexs Sambon, 15/10/2017, di Perumnas 3, Waena-Papua adalah sekian kasus yang
sama, yang sering terjadi di Papua. Walau pun Polisi tak mau memberikan
penjelasan tentang hasil investigasi di TKP kepada keluarga korban dengan
alasan “Petugas yang menganangani Alexs di TKP tak lagi bertugas”, untuk
melabelkan peristiwa tersebut sebagai Peristiwa “MATI MISTERIUS” atau peristiwa
yang sangat sahasia, sulit ditemukan, atau tanpa ada sebab dan akibat yang
logis.
Sebetulnya
Mati Misterius ini saya ganti dengan “Mati karena dibunuh”. Mati dibunuh,
secara luas diartikan bahwa mati karena dibunuh. Atau ada korban ada pelaku.
Peristiwa mematikan nyawa manusia tak mungkin terjadi tanpa alasan yang
berdefinitif. Sebab, dari kasat mata tentang Alexs Sambon, Ia terluka akibat
pemukulan (ini menurut amat saya dari foto/gambar korban yang beredar). Lantas,
ini bukan mati misterius yang saya analogikan di coding II (bagian awal).
Sebenarnya ada sebuah gerakan. Dan Gerakan itu bukan sesuatu yang bemunculan
tiba-tiba dari langit atau dari dalam bumi. Alam (yang nyata) ini selalu
mengalami perubahan. Berikut saya mengutip beberapa pendapat yang teoritis:
“segalah Hal
Mengalir dan tidak satu pun yang tinggal diam”—Heraclitus. Mengutip kata Filsuf
dan Fisikawan Inggris, David Bohm, “Di alan ini tidak satu pun yang tinggal
tetap. … tidak ada satu pun yang muncul dari ketiadaan tanpa memiliki
pendahuluan yang hadir sebelum dirinya. Sama halnya, tidak ada sesuatu pun yang
pernah menghilang tanpa jejak, dalam artian Ia menghilang tanpa melahirkan
sesuatu.” Kemudian, Kawan Zusan Griapon (ana-ana Kimia dorang), bilang, alam
ini penuh partikel. Mulai dari padat, cair dan gas. Dan selalu mengalami gerak
(misalnya dari Padar ke cair, dan cair ke Gas; dan sebaliknya). Gerak itu
selalu mengalami bentrokan-bentrokan yang mengakumulasi perubahan secara
kuantitas.
Dari beberapa
kutipan teoritis ini, jelas bahwa Kematian Alex Sambon adalah alasan. Sebab
akibat. Sebelum Ia meninggal, atau sebelum peristiwa-peristiwa serupa itu
terjadi adalah peristiwa lain yang mendahului, yang hadir sebelum itu. Nah
untuk mencoba mencari kebenaran, secara historis, jelas bahwa Kita sedang di
Jajah Oleh Negara Republik Indonesia (setelah Kolonial Belanda). Yang kedua,
Penjajahan itu terjadi akibat pembagian wilayah pasca PDII. Greg Poulgrain
menjelaskan baik tentang perebutan wilayah Papua antara Amerka, dalam hal ini
peran Allan Dulles dan Jhon F. Kenedi atas Soekarno. Dinamika Politik tingkat
Internasional atas kekuasaan dan capital di Papua. Dimana Pembantaian PKI dan
Perebutan wilayah Papua demi kekuasaan Kapital AS di Negeri ini, terutama
Freeport. Ada semua pasti tahu tentang perjanjian New York (1961), Aneksasi
Papua (1963), Pembantaian PKI (1965-66), Kontrak Karya PT. FI pertama (1967),
Pepera (1969), Otonomi Khusus (2001).
Semua itu
dilakukan, pertama, tanpa melibatkan orang Papua/bukan kehendak rakyat Papua.
Kedua, Militer memenangkan Pepera. Ketiga, bila Anda membaca Perjanjian Roma,
Semua jelas tentang peristiwa yang terjadi di tahun-tahun itu. Yang ke empat,
orang Papua ingin merdeka sendiri. Merdeka dalam arti bukan mendirikan Negara
sendiri. Jauh lebih dari itu, adalah untuk mengatur kehidupan sesuai kehendak
rakyat Papua.
Semua itu
sudah menjejaki atau mendahului antara Papua dan Kolonial Indonesia, sebelum
Alex Sambon Meninggal. Peristiwa kematiannya juga akan melahirkan sesuatu yang
baru, atau memuliskan suatu kepentingan yang besar.
Maka,
kaitannya dengan Kematian Alex Sambon, serta kasus serupa lainnya yang terjadi,
tak terlepas dari historis kelam, kepentingan ekonomi Politik di Papua, dan
perebutan kekuasaan (lebih daripada jabatan 5 tahun sekali).
Coding III: a
Rentetan peristiwa pembunuhan dan tabrak lari, serta Aksi sita Noken Bermotif BK, terjadi di beberapa kota dengan pola yg sama. Kemarin, 17/10, terjadi pemukulan terhadap satu pemuda di Wamena (gambar dan Kronologinya sedang beredar di fesbuk). Sebelumnya, pada 16/10, sorenya terjadi pemukulan berat terhadap satu pemuda di Dogiyai oleh Brimob. Kejadian itu terjadi setelah ditemukan Alm. ALEX Sambon di perumnas 3 Waena Jayapura.
Polisi amankan Pelaku pembunuh. Ia membunuh Alex karena dikira mencuri. Dihari yang sama, pada siang hari terjadi tabrak lari terhadap Perempuan Papua, Marga Sambon, di Jayapura.
Selain itu, ada juga aksi penyitaan Noken bergambar BK oleh Polisi dengan alasan yg tak mendasari Noken sebagai produk lokal/kerajinan tangan mama2 Papua dan memiliki nilai filosofi yg tak sekedar Noken toh.
Dinasional, berita sedang ramai soal Pelantikan Anies Baswedan, Gubernur DKI Jakarta. Disela2 itu ada berita2 hangat tentang kasus pencurian di mana, juga berita Isis. Diberitakan, TNI Juga mulai beraiaga di titik2 mencurikanlan akan adanya aksi teroris. 2 Pulau, Lupa Namanya, TNI mengirim pasukan dan senjatah untuk mencegah akan adanya kemungkinan aksi Teroris. Disisi lain juga untuk mengkelabui Pengadaan Senjatah yg tra jelas kegunaannya.
Di Indonesia, terjadi perampasan tanah , penggusuran dimna2, serta bangkitnya ormas reaksioner, ormas fundamentalis, dan sisah2 Orba. Pemberangusan Runag emokrasi, pembubaran diskusi, penyitaan buku2, hingga Militer masuk kampus (otonomi kampus tak ada lagi rasahormat oleh TNI YG seharusnya bertugas untuk menjaga batas2 wilayah dan daerah2 konflik).
Di AS, Trummalas tahu dan justru mengeluarkan ungkapan rasis terhadap korban Bencana di Pulau Karibian (Negara Bagian dari AS). Pasca itu, Australia dikritisi terkait kekerasan Genosida terhadap Aborigin dan warga pengunsian ketika Australia bergabung di Dewan Keamanan HAM PBB.
Trum, As, juga sedang menggangu ketenangan Kuba, atas Tim Diplomat (hubungan Bilateral As-Kuba) bersama inteligennya tergesa2 pergi dari Kuba.
DI china, mulai mengkampanye anti Korupsi dengan menangkao beberapa elit korup. Dan di PBB sedang mengkampanyekan Masyarakat Pribumi. Hal itu i pakai juga oleh Gubernur Baru Jakkarta dalam kasusu Reklamasi yg telah mengorbakan Nelayan yg disekitarnya ; dan dalam program Anis, kedepan.
Realita diatas ini adalah simbol krisis kapitalisme.
Kaitannya dengan papua, Freeport adalah simbol Kapitalisme. Setelah disepakati 51% divestasi saham PT. FI, dari belakangan Freport mengirimkan surat terbuka tentang penolakan divestasi 51% saham tersebut. Dan Negosiasi pun akan berlanjut.
Dalam Negosiasi yg terrus akan berlanjut, Bupati dan Gubernur Papua adalah kekuatan penting bagi Indonesia untuk memenangkan . Posisi Gubernur Papua dan Bupati Timika, dan lainnya untuk melegitimasi suara pribumi atau pemilik kekayaan alam Papua.
Anda pasti ingat soal pembicaraan Gubernur Papua, Kepala BIN, Kapolri untuk amankan Jokowi di Papua. Jokowi adalah orang partai PDIP. Anda tahu, Wamena dan Dogiai juga adalah daerah kekuasaan PDIP (cek partai yg dipakai Kedua Bupati) serta kab.yg lain,.misalnya Nabire.
Beberapa kejadian di Papua, lebih ironis terjadi di daerah2 itu. Artinya, ini permainan Politik tingkat Tinggi. Anda tahu, untuk rebut freepot oleh As, Peran Inteligen, Allen Dulles, sangat terpenting dalam konflik politik intenasional. Inteligen As bemain sampai di Indonesia, dimana pembantaian PKI, kudeta Sukarno, Pepera 69 untuk Papua, adalah simbol menuju kekuasaan As di Papua, Khususnya Freeport. Dan operasi militeristik di Papua yg belum selesai .
Maka, melihat realitas sosial di Papua, khususnya peristiwa hebat diakhir2 ini tidak terlepas dari kepentingan ekonomi Polituk Kolonial dan imperial di West Papua.
Bersambung…
Coding ke IV:
Tentang disvestasi 51% Saham Freeport, pembagian Saham antara Elit Kapital,
Perang dingin meloloskan Kepentingan Pusat di Papua dengan mengamankan Gubernur
Papua di Pilbug, besok.







Tidak ada komentar:
Posting Komentar